Selasa, 29 Maret 2022

Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie

 Pelatihan Belajar Menulis PGRI
Pertemuan kd-18
Jum'at, 25 Februari 2022
Tema
Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie

Narasumber : Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd
Moderator    : Rosminiyati


Malam ini bulan bersembunyi dibalik awan yang hitam, seolah malu menampakkan cahaya redupnya. Tidak dengan diriku, walaupun sudah tertinggal menuliskan resume ini, walau dengan tertatih - tatih semangat masih tetap ada untuk mewujudkan sebuah karya yang kuimpikan.  
Pada pertemuan ke 18 ini, membawa kelas menulis gelombang 24 bertemu dengan bapak muda tapi penuh semangat dan prestasi. Beliau adalah  bapak Raimundus Brian Prasetyawan.
Membersamai kita malam ini bersama ibu moderator keren, Rosminiyati.
Marlah kita simak kelasnya yang bertemakan : Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie.
Kehadiran penerbit indie saat ini sebagai jawaban dari sulitnya para penulis pemula untuk menembus penerbit mayor yang memang telah dibebani oleh selera pasar dan tingginya biaya operasional mereka.
Seorang penulis pemula harus mau menunggu kepastian karyanya diterbitkan atau tidak dalam waktu yang tidak singkat. Pun, banyaknya persyaratan yang harus mereka penuhi, termasuk prosedur "ribet" yang memang jamak di penerbit mayor.
Penerbit indie seolah menjadi oase bagi penulis pemula untuk memperkenalkan karyanya dan mencoba eksis di dunia perbukuan Indonesia untuk kemudian juga berharap suatu hari penerbit mayor melirik karyanya.
Dua hal yang menjadi penerbit indie sangat diminati saat ini, yaitu
1. Naskah pasti diterbitkan
2. Proses penerbitan nya mudah dan cepat.
Karena itu sejalan dengan hukum suplay and demand maka menjamurlah keberadaan penerbit indie saat ini. Ini harus disikapi dengan bijak oleh para calon penulis yang ingin menerbitkan bukunya.
Kehati-hatian penulis dan track record yang dimiliki penerbit indie tersebut wajib dimiliki, termasuk semua prosedur yang akan dilalui saat proses kerja sama harus dipahami dengan jelas dan rinci.
Sehingga jangan sampai terjadi wan prestasi karena salah satu pihak merasa dirugikan karena kurang jelasnya informasi yang diperoleh penulis.

Dengan gamblang kemudian Pak Brian memaparkan ciri penerbit indie yang dapat dipercaya,
  1. Tidak ada seleksi yang dilakukan penerbit. Penerbit mendudukkan semua naskah yang masuk sama. Keadilan ini menjadikan penulis merasa aman, karena tidak akan di PHP  oleh penerbit dengan berbagai alasan.
  2. Proses terbit cepat, antara 1-3 bulan. Inilah salah satu keunggulan penerbit indie yang wajib dipahami penulis. Dalam waktu yang relatif singkat penulis akan mendapatkan karyanya selesai dalam waktu relatif singkat dan sampai ke pangkuannya.
  3. Biaya penerbitan bervariasi tergantung ketentuan dan fasilitas yang disediakan penerbit. Penulis harus mendapatkan informasi jelas mengenai kepastian biaya yang harus ia keluarkan. Ingat ya, tidak ada biaya tambahan lain diluar kesepakatan awal antara penulis dan penerbit, apalagi pertambahan biaya diluar kesepemahaman antara penulis dan penerbit.
  4. Biaya cetak ulang dan ongkir ditanggung penulis. Ini jelas konsekuensi yang harus ditanggung penulis.
  5. Penulis menentukan sendiri harga bukunya. Setelah buku diterbitkan, apabila penulis ingin menjual bukunya maka harga buku, penulis sendiri yang menentukan.
  6. Penerbit indie tidak memasarkan buku ke toko buku.
  7. Penulis yang harus memasarkan sendiri bukunya jika bukunya ingin dibeli orang lain.
Apabila kesepahaman telah tercapai maka penulis silakan bekerja sama denga penerbit indie yang diingininya.
Selain ciri penerbit indie yang bisa dipercaya di atas, maka ada hal lain yang harus menjadi pertimbangan penulis dalam menentukan penerbit indie, penulis harus mempertimbangkan hal berikut dalam menentukan penerbit indie yang ditujunya, yaitu
  1. Biaya
  2. Fasilitas yang diterimanya
  3. Batas maksimal jumlah halaman
  4. Ketentuan dan biaya cetak ulang
  5. Apakah penulis mendapatkan master PDF
  6. Lama penerbitan
  7. Jumlah buku yang didapat penulis.
Point 1-7 adalah bahan pertanyaan yang dapat diajukan penulis sebelum memutuskan akan bekerja sama dengan penerbit indie yang dimaksud apa tidak.
Point penting dari materi kita ini.
Bapak muda ini menawarkan dua penerbit indie yang dapat dijadikan rujukan bagi Bapak Ibu kelas menulis gelombang 24 apabila ingin menerbitkan bukunya. Tanpa bermaksud mengiklankan dua penerbit ini ada satu pernyataan beliau yang menyamankan," Apabila Bapak, Ibu memilih bekerja sama dengan dua penerbit ini, saya siap mengawalnya sampai buku Bapak Ibu sampai ke pangkuan Bapak dan Ibu."
Dua penerbit ini bisa dikatakan sebagai penerbit yang bisa dipercaya oleh Pak Brian, tiga karya solonya telah diterbitkan di penerbit ini. Kedua penerbit itu adalah penerbit Depok dan penerbit Malang.Dari tautan gambar di atas secara terperinci terlihat harga dan fasilitas yang ditawarkan oleh kedua penerbit. Harga yang murah berimbas pada fasilitas yang diterima.
Apabila kita hanya ingin menerbitkan saja karya kita tanpa ingin menjualnya maka penerbit Depok dapat menjadi pilihan. Tetapi, dengan syarat, apabila ingin mencetaknya ulang biaya cetak ulangnya lebih mahal.
Namun, apabila Bapak Ibu, berencana menjual buku tersebut maka penerbit Malanglah yang sebaiknya dipilih, sebab biaya cetak ulangnya jauh lebih ringan.
Jadi, ini adalah peluang bagi Bapak Ibu hebat untuk membiarkan karyanya dibaca oleh banyak orang dan menjadi eksis di dunia menulis.




2 komentar:

Pemasaran Buku

Pelatihan Belajar Menulis PGRI Pertemuan ke-19 Senin, 28 Februari 2022 Tema Pemasaran Buku Narasumber : Agus Subardana Moderaror    : Raliya...