Selasa, 29 Maret 2022

Pemasaran Buku

Pelatihan Belajar Menulis PGRI
Pertemuan ke-19
Senin, 28 Februari 2022
Tema
Pemasaran Buku

Narasumber : Agus Subardana
Moderaror    : Raliyanti


Penyampaian materi dibuka dengan penjelasan Bapak Agus mengenai pentingnya buku sebagai ilmu pengetahuan dan sarana utama bagi proses pembelajaran dan penyampaian informasi. Demi mempersiapkan generasi muda yang cerdas dan mempunyai minat baca yang tinggi, pemerintah mendorong kegiatan membaca sebagai wujud dan tindakan nyata dalam membangun budaya membaca sejak dini. Dukungan pemerintah dilakukan dalam bentuk menciptakan peluang usaha bagi pengusaha yang bergerak dalam penerbitan buku 

Di tengah pandemi covid-19, Industri penerbitan buku skala Global justru semakin meningkat. Genre buku yang mengalami peningkatan diantaranya adalah

  1.  Food and Drink mencapai 33 %
  2.  Fiksi 9 % 
  3. Leisure and Lifestyle 37 %
  4. Personal Development 11 %
  5. Children and Young Adult Non-Fiction 15 %

Industri penerbitan Nasional di masa pandemi ini mengalami penurunan cukup keras (Berdasarkan analisa pasar dan diungkapkan Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), seperti yang dikutip dari situs resmi www.ikapi.org. Hal tersebut terjadi karena tutupnya toko-toko buku, sekolah-sekolah dan pengadaan buku oleh dinas/perpustakaan. Berdasarkan hasil survei Ikapi, sebanyak 58,2% penerbit mengeluhkan penjualan yang turun lebih dari 50%. Separuh penerbit juga menyebutkan merosotnya produktivitas karyawan secara tajam dalam kondisi Work From Home (WFH). Bahkan sebanyak 60,2% penerbit menyatakan bahwa mereka hanya sanggup menggaji karyawan selama 3 bulan dan 5%nya menyatakan sanggup bertahan selama satu tahun. 

Sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa industri buku di indonesia mengalami penurunan drastis mencapai 50-80%. Penerbit ANDI Offset Yogyakarta merupakan salah satu penerbit yang masih bisa bertahan dalam gempuran pandemi beberapa genre yang masih bisa bertumbuh bersama Penerbit ANDI diantaranya adalah

  1. Buku sekolah                       
  2. Buku anak                            
  3. Buku memasak                    
  4. Parenting & Family
  5. Self improvement              
  6. Computing & Technology
  7. Hukum
  8. Bisnis

Fenomena menarik di industri penerbitan buku pada masa pendemi adalah bertumbuhnya penjualan di kanal online dan Directselling. Perubahan pola perilaku konsumen juga merupakan hal yang menarik dalam industri penerbitan buku, khususnya segmen remaja. Konsumen remaja tidak lagi melihat harga, tapi gimmick. Mereka juga ingin selalu menjadi yang pertama mendapatkan produk bukunya. 

Jenis buku yang diterbitkan sangat mempengaruhi strategi pemasaran penjualan buku. Jenis-jenis buku yang diterbitkan tersebut dikelompokkan menjadi kategori buku, penerbit ANDI juga termasuk salah satu penerbit yang menerbitkan buku dengan kategori yang cukup banyak. Dari jenis kategori buku tersebut akan dilakukan pemetaan berdasarkan segmentasi jenis kategori buku yang diterbitkan. Strategi pemasaran biasanya dipengaruhi oleh dua faktor yaitu

a. Faktor Mikro yaitu perantara, pemasok, pesaing dan masyarakat

b. Faktor Makro yaitudemografi-ekonomi, politik-hukum, teknologi-fisik dan sosial-budaya

Strategi pemasaran buku yang dilakukan oleh Penerbit Andi meliputi 2 hal

Strategi Pemasaran Buku Serangan Udara (Online)

1. Pentingnya Transformasi Digital

Perubahan dunia menuju era Low Touch Economyakan berdampak pada banyak hal mulai dari tempat bekerja, cara belajar-mengajar, kehidupan kelaurga hingga aktivitas sosial. Strategi utama yang digunakan adalah Digital Marketing dalam melakukan transformasi mendasar pada bisnis penerbitan buku. Manfaat Digital Marketing antara lain

💥 Biaya relatif terjangkau/murah

💥Daya jangkau sangat luas

💥Mudah menentukan target pasar buku yang akan kita tawarkan sesuai kategori

💥Komunikasi dengan konsumen lebih mudah

💥Lebih cepat populer

💥Membantu meningkatkan penjualan

💥Mudah di evaluasi dan dikembangkan


Lima strategi yang dilakukan pada Strategi Online

💦 Melakukan pengelolaan secara intens pada buku- buku best sellernya 

💦 Menggelar program Pre Order melalui toko buku online, e-commerce maupun reseller individu. Selain itu juga menjual merchandise, e-book hingga membuat konten

💦 Melakukan optimalisasi di semua produk

💦 Melakukan optimalisasi stock produk melalui program Bundling dan online

💦 Mengelola Dead Stock (buku-buku yang tidak terjual) melalui program diskon dan Books Fair


2. Pemasaran Buku Lewat Komunitas 

Penjualan lewat komunitas lebih efektif dan efisien sehingga tingkat keberhasilannya lebih tinggi. Kuncinya kita harus pro aktif komunikasi dan interaksi dengan komunitas serta dapat menjaga integritas pribadi kita.

Strategi Pemasaran Buku Serangan Darat (Offline)

Strategi Pemasaran di Toko Buku

Untuk bisa masuk dan sebagai pemasok rutin di toko buku, kita perlu memetakan jenis toko buku, diantaranya adalah Toko Buku Modern, Toko Buku Semi Modern dan toko Buku Tradisional. Berikut toko buku di Indonesia yang masih aktif 


  Yang termasuk toko buku modern adalah Gramedia, toga Mas dan Gunung Agung. Untuk menyukseskan pemasaran di toko buku, maka ditempatkan marketing khusus buku di Indonesia. Berikut Tugas marketing toko buku 


 

Salah satu tugas dari sales toko buku adalah cek stock. Tujuan dari check stock adalah sebagai berikut:

Tugas lain dari marketing buku adalah menjalin kerjasama yang baik dengan toko. Tujuannya adalah sebagai berikut


Selling skill adalah hal yang sangat diperlikan seorang marketing buku Selling skill adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk menjual produk, baik itu berupa barang atau jasa. Selling skill sangat menentukan apa yang akan kita raih kedepannya. Sukses atau tidaknya bisnis secara tidak langsung juga dipengaruhi kemampuan kita menjual produk yang kita miliki. Menganalisa toko buku juga diperlukan, salah satunya adalah menganalisa konsumen yang datang. Analisa ini penting karena dengan banyaknya konsumen yang datang maka kita bisa menentukan konsumennya kebanyakan untuk kalangan apa, sehingga kita bisa menyiapkan display yang akan diberikan 

Untuk mempertajam pemasaran di toko buku dapat dilakukan Strategi Promosi. 
Di toko buku Modern ada berbagai macam cara yang perlu kita lakukan, antara lain :
  • Menguasai display buku, supaya tampilan buku dapat terlihat dan menonjol .
  • Mengadakan promosi di internal toko dengan memasang produk di Neon Box, X Banner
  • Mengadakan Bedah Buku, Talkshow dan potongan harga pada buku tertentu atau periode tertentu.
  • Mengadakan event tematik sesuai moment bulan berjalan (program Ramadhan,  Program TAB, Program TAM, dll)
  • Kuncinya kita pro aktife komunikasi dengan pihak internal Toko Buku modern tersebut.

Program promosi buku dapat dibagi bermacam-macam antara lain, program ramadhan, program tahun ajaran mahasiswa baru, program tahun ajaran baru siswa SD,  SMP,SMA dan program akhir tahun. Program-program itu harus direncanakan dengan baik supaya anggarannya dapat dikelola semaksimal mungkin  

Directselling atau penjualan langsung

Cara ini dilakukan untuk mengurangi biaya iklan, menghindari biaya overhead,  dan membangun hubungan pelanggan yang tahan lama dan berjangka panjang. Produk yang dijual secara langsung biasanya tidak ditemukan di lokasi ritel tradisional. Satu-satunya cara membelinya dalah dengan menemukan distributor atau perwakilannya 

Jenis kategori penjualan buku lewat directselling dibagi menjadi beberapa target pasar diantaranya yaitu:

👉Buku pendidikan (Buku mata pelajaran utama dan pendamping untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA, SMK)

👉Buku teks perguruan tinggi untuk semua mata kuliah

👉Buku referensi untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA, SMK, Perguruan tinggi dan umum 

Tugas Directselling tersebut adalah bertanggungjawab sesuai maping areanya masing-masing diantaranya adalah:

  1. Melakukan kunjungan langsung ke tiap sekolah PAUD-TK, SD, SMP, SMA, SMA.
  2. Melakukan kunjungan ke Kampus/Perguruan Tinggi  untuk menemui Dosen, Kaprodi, Dekan,  LPPM dan kepada Rektor
  3. Melakukan Kunjungan ke Perpustakaan sekolah, Perpus Kampus, Perpustaan Daerah dll.

Dengan kunjungan langsung tersebut diharapkan dapat berinteraksi dengan membangun hubungan yang baik dengan pihak Internal Sekolah, Kampus, Perpustakaan dll. Sehingga dampaknya hasil penjualan buku dapat meningkat.

Dari penjelasan tersebut, aku semakin memahami bahwa ternyata menjadi seorang marketing terutama yang bergerak dalam penerbitan buku tidak mudah. Dengan demikian diharapkan kita akan menghargai dan bisa berkontribusi dalam penerbitan buku-buku kita. 







Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie

 Pelatihan Belajar Menulis PGRI
Pertemuan kd-18
Jum'at, 25 Februari 2022
Tema
Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie

Narasumber : Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd
Moderator    : Rosminiyati


Malam ini bulan bersembunyi dibalik awan yang hitam, seolah malu menampakkan cahaya redupnya. Tidak dengan diriku, walaupun sudah tertinggal menuliskan resume ini, walau dengan tertatih - tatih semangat masih tetap ada untuk mewujudkan sebuah karya yang kuimpikan.  
Pada pertemuan ke 18 ini, membawa kelas menulis gelombang 24 bertemu dengan bapak muda tapi penuh semangat dan prestasi. Beliau adalah  bapak Raimundus Brian Prasetyawan.
Membersamai kita malam ini bersama ibu moderator keren, Rosminiyati.
Marlah kita simak kelasnya yang bertemakan : Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie.
Kehadiran penerbit indie saat ini sebagai jawaban dari sulitnya para penulis pemula untuk menembus penerbit mayor yang memang telah dibebani oleh selera pasar dan tingginya biaya operasional mereka.
Seorang penulis pemula harus mau menunggu kepastian karyanya diterbitkan atau tidak dalam waktu yang tidak singkat. Pun, banyaknya persyaratan yang harus mereka penuhi, termasuk prosedur "ribet" yang memang jamak di penerbit mayor.
Penerbit indie seolah menjadi oase bagi penulis pemula untuk memperkenalkan karyanya dan mencoba eksis di dunia perbukuan Indonesia untuk kemudian juga berharap suatu hari penerbit mayor melirik karyanya.
Dua hal yang menjadi penerbit indie sangat diminati saat ini, yaitu
1. Naskah pasti diterbitkan
2. Proses penerbitan nya mudah dan cepat.
Karena itu sejalan dengan hukum suplay and demand maka menjamurlah keberadaan penerbit indie saat ini. Ini harus disikapi dengan bijak oleh para calon penulis yang ingin menerbitkan bukunya.
Kehati-hatian penulis dan track record yang dimiliki penerbit indie tersebut wajib dimiliki, termasuk semua prosedur yang akan dilalui saat proses kerja sama harus dipahami dengan jelas dan rinci.
Sehingga jangan sampai terjadi wan prestasi karena salah satu pihak merasa dirugikan karena kurang jelasnya informasi yang diperoleh penulis.

Dengan gamblang kemudian Pak Brian memaparkan ciri penerbit indie yang dapat dipercaya,
  1. Tidak ada seleksi yang dilakukan penerbit. Penerbit mendudukkan semua naskah yang masuk sama. Keadilan ini menjadikan penulis merasa aman, karena tidak akan di PHP  oleh penerbit dengan berbagai alasan.
  2. Proses terbit cepat, antara 1-3 bulan. Inilah salah satu keunggulan penerbit indie yang wajib dipahami penulis. Dalam waktu yang relatif singkat penulis akan mendapatkan karyanya selesai dalam waktu relatif singkat dan sampai ke pangkuannya.
  3. Biaya penerbitan bervariasi tergantung ketentuan dan fasilitas yang disediakan penerbit. Penulis harus mendapatkan informasi jelas mengenai kepastian biaya yang harus ia keluarkan. Ingat ya, tidak ada biaya tambahan lain diluar kesepakatan awal antara penulis dan penerbit, apalagi pertambahan biaya diluar kesepemahaman antara penulis dan penerbit.
  4. Biaya cetak ulang dan ongkir ditanggung penulis. Ini jelas konsekuensi yang harus ditanggung penulis.
  5. Penulis menentukan sendiri harga bukunya. Setelah buku diterbitkan, apabila penulis ingin menjual bukunya maka harga buku, penulis sendiri yang menentukan.
  6. Penerbit indie tidak memasarkan buku ke toko buku.
  7. Penulis yang harus memasarkan sendiri bukunya jika bukunya ingin dibeli orang lain.
Apabila kesepahaman telah tercapai maka penulis silakan bekerja sama denga penerbit indie yang diingininya.
Selain ciri penerbit indie yang bisa dipercaya di atas, maka ada hal lain yang harus menjadi pertimbangan penulis dalam menentukan penerbit indie, penulis harus mempertimbangkan hal berikut dalam menentukan penerbit indie yang ditujunya, yaitu
  1. Biaya
  2. Fasilitas yang diterimanya
  3. Batas maksimal jumlah halaman
  4. Ketentuan dan biaya cetak ulang
  5. Apakah penulis mendapatkan master PDF
  6. Lama penerbitan
  7. Jumlah buku yang didapat penulis.
Point 1-7 adalah bahan pertanyaan yang dapat diajukan penulis sebelum memutuskan akan bekerja sama dengan penerbit indie yang dimaksud apa tidak.
Point penting dari materi kita ini.
Bapak muda ini menawarkan dua penerbit indie yang dapat dijadikan rujukan bagi Bapak Ibu kelas menulis gelombang 24 apabila ingin menerbitkan bukunya. Tanpa bermaksud mengiklankan dua penerbit ini ada satu pernyataan beliau yang menyamankan," Apabila Bapak, Ibu memilih bekerja sama dengan dua penerbit ini, saya siap mengawalnya sampai buku Bapak Ibu sampai ke pangkuan Bapak dan Ibu."
Dua penerbit ini bisa dikatakan sebagai penerbit yang bisa dipercaya oleh Pak Brian, tiga karya solonya telah diterbitkan di penerbit ini. Kedua penerbit itu adalah penerbit Depok dan penerbit Malang.Dari tautan gambar di atas secara terperinci terlihat harga dan fasilitas yang ditawarkan oleh kedua penerbit. Harga yang murah berimbas pada fasilitas yang diterima.
Apabila kita hanya ingin menerbitkan saja karya kita tanpa ingin menjualnya maka penerbit Depok dapat menjadi pilihan. Tetapi, dengan syarat, apabila ingin mencetaknya ulang biaya cetak ulangnya lebih mahal.
Namun, apabila Bapak Ibu, berencana menjual buku tersebut maka penerbit Malanglah yang sebaiknya dipilih, sebab biaya cetak ulangnya jauh lebih ringan.
Jadi, ini adalah peluang bagi Bapak Ibu hebat untuk membiarkan karyanya dibaca oleh banyak orang dan menjadi eksis di dunia menulis.




Rabu, 02 Maret 2022

Menguak Dapur Mayor

Pelatihan Belajar Menulis PGRI
Peetemuan ke-20
Rabu, 02 Maret 2022
Tema
Menguak Dapur Penerbit Mayor

Narasumber : EDI S. MULYANTA
Moderator    : MULYADI


Suara gemuruh pagi membangunkan aku untuk segera beraktivitas, teringat tugas resume di group BM belum dapat kuselesaikan, dengan kumpulan energi baru ini kembali aku niatkan dengan tekad bulat untuk segera membuka dan membaca materi yang sempat tertinggal karena berbagai kegiatan yang lain.

Di pertemuan ke-20 , tim kelas Belajar Menulis  berkenan menghadirkan bapak Edi S. Mulyanta. sebagai narasumber dari Penerbit ANDI Yogyakarta.
Beliau bekerja di Penerbit Andi sejak tahun 2002. Berbagai jabatan telah disandang, mulai dari staff Litbang sampai posisi publishing consultant & e-book development hingga saat ini.
Selain sebagai praktisi dibidang penerbitan, beliau juga seorang akademisi atau dosen. Didunia tulis menulis tentu belaiu tidak diragukan lagi, buku-buku karya beliau telah lama menghiasi toko-toko di Indonesia, umumnya berkaitan dengan dunia teknik. Hal ini sesuai dengan latar belakang pendidikan beliau sebagai seorang magister dibidang teknik elektro. 
Untuk lebih mengenal beliau bisa kita kunjungi link berikut ini : 

Istilah penerbit mayor sebenarnya mengacu pada jumlah produksi buku yang dihasilkan dalam satu tahun. Penerbit dengan jumlah terbitan di atas 200 judul per tahun dianggap sebagai penerbit skala mayor.
Tahun 2019 merupakan tahun yang paling berat dalam dunia penerbitan buku, karena perubahan teknologi betul-betul seperti bayang-bayang kelam yang dapat melahap dunia penerbitan buku di Indonesia bahkan di dunia. Runtuhnya dunia surat kabar, merupakan pukulan telak bagi dunia cetak, dan informasi berupa cetakan. Dunia penerbitan yang saat ini di bawah IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia), menjadi was-was dan memandang cukup berat tantangan ke depan dunia cetak dan produksi buku. Undang-undang no 3 th 2017 tentang sistem perbukuan, telah memberikan isyarat yang tegas akan hadirnya format media digital yang telah diberikan keleluasaan untuk secara bertahan menggantikan dunia cetak. Dipertegas lagi dengan keluarnya Peraturan Pemerintah no 75 yang keluar pada tahun 2019, telah memberikan petunjuk secara tegas untuk memberikan arah ke dunia digital di penerbitan.
Dari pengalaman  selama pandemi, buku format digital masih merupakan embrio yang belum menghasilkan keuntungan yang sama dengan buku fisik. Sehingga masa depan buku fisik masih sangat menarik untuk dicermati.

Secara garis besar posisi penerbit adalah demikian. Jadi yang didapat penulis selain royalty (koin) juga poin untuk jenjang akademik.
Buku apa yang bisa kita tulis, kami sarankan mengikuti peraturan pemerintah no 75 (th 2019) yang memberikan arah pelaksanaan undang-undang perbukuan  no 3 tahun 2017.
Penerbit-penerbit menggunakan arah peraturan pemerintah ini dalam menjalankan roda usahanya.
Kita bisa memilih jenis buku sesuai dengan kompetensi yang kita miliki.
Perkembangan Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka, menuntu penerbit untuk berlomba-lomba menerbitkan buku yang mendukung literasi dasar. Sehingga peluang untuk dapat terbit menjadi semakin menarik.
Penerbit-penerbit saat ini semakin semangat untuk dapat mengisi peluang tersebut, kendala utama adalah mencari penulis dengan tema yang marketable.
Ada 4 kuadran yang digunakan untuk penerbit dalam menentukan buku tersebut layak terbit atau tidak di dasarkan pada keilmiahan  dan besar market.
Kuadran yang menarik bagi penerbit adalah buku yang punya market besar, dan tentunya diimbangi dengan kualitas yang ideal walaupun cukup sulit mencari kuadran buku yang ideal.
Kendala utama untuk terbit adalah keterbatasan modal penerbit, sehingga penerbit akhirnya memberikan syarat-syarat dan saringan untuk dapat mendapatkan naskah yang mendukung industrialisasi buku tetap berjalan.
Penerbit biasanya akan melakukan _scouting_ , atau pencarian tema dan penulis, dan tentunya bekerjasama dengan team riset pemasaran untuk menentukan tema apa yang masih dapat diserap pasar. Penerbit, tidak dapat mengesampingkan data pasar buku di Indonesia, sehingga data pemasaran ini sangat penting untuk memberikan arah haluan ke mana produksi buku dapat dikembangkan lebih lanjut. Team riset pemasaran akan memberikan data awal kemana outlet yang menguntungkan, meskipun saat ini masih dalam situasi pandemi.
Team riset pemasaran akan memberikan data awal kemana outlet yang menguntungkan, meskipun saat ini masih dalam situasi pandemi. Kita bisa pelajari lebih dalam lagi dengan mengunjungi link berikut :
Kita bisa mengintip karya-karya yang telah terbit sehingga memudahkan memberi arah tema buku apa yang kira-kira cocok dengan kompetensi bapak ibu sekalian.
Tulislah perencanaan naskah untuk ditawarkan ke penerbit, dengan cara ATM  yang sangat populer Amati, Tiru, dan Modifikasi.
Konsep dasar pembiayaan dalam penerbitan buku, adalah penerbitnya yang membiayai. Nah karena banyak tulisan yang tidak sesuai dengan misi dan visi penerbit akhirnya tidak dapat terbit. Karena banyaknya buku yang ditolak penerbit, akhirnya penerbit memberikan skema lain dalam penerbitannya. Misalnya dibiayai oleh penerbitnya sendiri, baik melalui skema dana pribadi, CSR Perusahaan, Dana Penelitian Daerah, Dana Sekolah dan yang lainnya.
Trik yang dapat digunakan dan cukup mujarab adalah menulis berbarengan dengan pembiayaan gotong royong antar penulis. Banyak plus minus nya apabila menulis keroyokan, terutama angka kredit yang kecil karena dibagi beberapa penulis.
Konsentrasi penulis adalah di Materi yang otentik, dan unik, maka penerbit akan membantu dalam hal Pembahasaan dan Penyajian.

Kesimpulan
Penerbit adalah lembaga yang mencari profit, dan mempunyai idealisme dalam menerbitkan buknya sesuai dengan visi misinya. Penulis dapat mengikuti idealisme penerbit dalam menghasilkan buku yang akan dinikmati oleh pembacanya. Kirimkan usulan penerbitan buku, supaya ide Anda dapat ditangkap penerbit dan disebarluaskan ke pembaca.




Pemasaran Buku

Pelatihan Belajar Menulis PGRI Pertemuan ke-19 Senin, 28 Februari 2022 Tema Pemasaran Buku Narasumber : Agus Subardana Moderaror    : Raliya...